Dalam dua minggu belakangan ini gue sedang berada dalam dilemma. Dalam kegalauan, kalo minjem istilah yg sempat ramai di mana2 ini. Bukan main2. Tapi ini cukup besar dalam hidup gue. Gue berada di antara dua pilihan. Yaitu mau resign, atau lanjut. Mau masuk ke perusahaan baru, atau mau di perusahaan yang udah 5 tahun gue bekerja. Dari dua perusahaan ini, masing2 punya kelebihan dan kekurangan.
Setelah dipertimbangkan dan dipikirkan lagi, ujung2nya gue make andalan gue dalam memutuskan sesuatu. Yaitu pake feeling aja. Yg mana yg kira lebih bikin feeling lebih tertuju. Tapi ternyata itu juga ga berfungsi dengan baik. Gimana engga, ternyata begitu gue menetapkan dalam hati mau di sana, tiba2 dalam beberapa menit kemudian, pindah lagi jadi mau di sini. Lalu berubah lagi di saat2 kemudian. Dan kembali berubah di saat selanjutnya. Bolak-balik, bolak-balik, terus begitu. Gue sampe cape sendiri. Gue ga pernah sehebat ini mengalami kebingungan.
Bertanya sama temen2? Udah. Dan tentunya ujung2nya tetep gue lagi yg harus memutuskan. Terima kasih buat waktunya ngasih masukan yg berarti banget ya, temen2.
Sampe akhirnya gue tau, gue sebenernya harus ada di mana. Sayangnya, faktor2 di luar dari feeling itu yg bikin gue jadi ga bisa memutuskan untuk ada di situ. Iya, gue merasa gue seharusnya berada di tempat baru. Tapi sayang, gue harus masih berada di sini karena satu dan lain hal. Rasanya seperti mau jalan, tapi kaki kita terikat rantai dan kita harus cari dulu di mana kuncinya. Setelah ketemu, baru kita bisa bebas. Untuk menemukannya, gue harus membuka laci2 dan lemari2 yg adanya bukan di ruangan gue. Melainkan di lantai 12 misalnya. Pertanyaannya adalah, apakah setelah kuncinya ketemu dan gue bebas, tempat baru itu masih bisa gue tempatin?
Besar harapan gue kalo semua ini bisa selesai. Gue bisa masuk ke sana, tanpa harus ‘kesusahan’ dulu ke sana. Atau ke tempat lain yg ga harus gue pake2 dilema2an segala, mungkin. Lalu meninggalkan kantor lama dengan senang.
Ya, begitulah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar